Setiap kali aku menatapmu lekat-lekat, rasanya ada sejuta harapan dan perasaan yang meledak hingga tanpa ku sadari mataku memanas dan air mataku perlahan terjatuh. Sebab, aku tahu kamu terlalu jauh, kamu tak lebih dari sebuah kemustahilan bagiku.
Andai keajaiban terjadi dan kau akhirnya bisa membaca semua tulisan ini, aku bisa membayangkan bagaimana tanggapanmu saat kau membaca surat ini. dahimu kan berkerut dan dua alismu akan bersatu. pertanyaan besar sungguh akan menari-nari dalam benakmu. aku yakin itu. kau pun akan menyesal karena Tuhan telah memberimu kesempatan untuk bersahabat denganku setelah kau benar-benar telah membaca habis suratku ini.
Aku hanya ingin menjelaskan padamu beberapa kalimat tak penting yang nantinya bakal kau sesalkan pernah terucap dari bibirku. aku tak sekadar menyayangimu sebagai teman, melainkan aku juga mencintaimu sahabatku. maaf, maafkan aku atas semua perasaan ini. aku sendiri sadar bahwa aku salah dengan semua perasaan ini. tapi, setiap aku berusaha melarang hati untuk tidak mencintaimu, menyayangimu hatiku semakin sakit. sangat sakit seperti ditusuk dengan sebilah pedang.
Asal kamu tahu, aku sangat benci ketika aku merasakan darahku berdesir sangat cepat setiap aku ada di dekatmu. aku benci bahwa aku merasa begitu tenteram, melihat senyummu untukku. aku benci, bahwa aku damai setiap menatap matamu. aku benci merasa sakit ketika kau sebut nama perempuan lain di depanku. aku sangat benci merasakan cinta yang menjadi-jadi ini.
0 komentar:
Posting Komentar